Archive for Agustus 2013

Apa MotivASI-mu? (Bagian-2) - Habis



Saya pun sempat hampir menyerah, ketika saya pulang dan ada oleh-oleh susu formula dari rumah bersalin yang katanya untuk jaga-jaga. Setelah tau harga 1 kaleng susu formula ukuran kecil imut-imut hampir 150rb dan kata teman saya, biasanya anaknya ngabisin 1 kaleng untuk 4 hari saja!!Setelah di hitung-hitung, alamak..mehong cynnn…Motivasi awal pun kembali, HEMAT,BEB!!

Oleh-oleh Susu formula dari pihak rumah bersalin, saya taruh diatas lemari, dan setiap saya mulai menyerah untuk menyusui, saya lirik kembali kaleng tersebut dan hitung-hitungan rupiah pun melintas di kepala. Yah walaupun sebenarnya buat anak gak boleh perhitungan ya. Demi menguatkan motivasi saya utuk memberikan ASI, akhirnya saya kembali nyari info, jujur pertama kali saya hanya ingin memberikan ASI sampai 6 bulan saja kemudian lanjut sufor, berhubung pemahaman ASI saya masih kurang. Btw akhirnya kaleng susu formula tersebut tidak tersentuh, yeee ASI  win!!

Ternyata, setelah mendapat info yg banyak sekali tentang ASI, ternyata saya gak pernah salah pilih dari awal untuk memberikan ASI bagi anak saya, okelah motivasi awal saya mungkin terlalu perhitungan, tanpa saya sadari keputusan saya memberikan ASI membawa manfaat yang baik bagi pertumbuhan anak saya di kemudian hari.Ibu-ibu ataupun bapak-bapak disini saya yakin udah tau semua manfaat ataupun kandungan-kandunga yang terdapat dalam ASI.

Sekarang anak saya hampir 3 tahun, proses menyusui sudah saya lewati, menyusui sambil bekerja pun sukses dilewati, kejar-kejaran stok ASIP, bahkan proses weaning with love (menyapih) juga sudah saya lakukan (nanti kapan-kapan saya tulis proses WWL ya). *janji yaaaa... -#L2*

Apapun motivasi ibu-ibu ataupun bapak-bapak dalam memberikan ASI itu sah-sah saja, karena jelas ASI yang terbaik. Dan penutup dari tulisan saya kali ini, para ibu jadilah motivator bagi dirimu sendiri ketika dirimu sudah putus asa memberikan ASI, para ayah mari bantu ibu dengan memberi motivasi yang positif agar proses menyusui nyaman.

Salam ASI

Tulisan ini dibuat oleh kontributor @mommyori

ASI dan Berat Badan Anak


Sebenarnya ini adalah materi #AyahASIonRadio yang dibawakan Lakmin 1 di RSPD Batara, jadi waktu itu "keroyokan", Lakmin 1 On Air dan Lakmin 2 ne-live twit. Komunikasi dilakukan via email dan WhatsApp. Berikut materinya, di-copy-kan langsung dari email yang dikirimkan Lakmin 1 ke Lakmin 2

PROLOG :
• Dulu waktu sering maen ke puskesmas Karang Jawa untuk timbang berat badan Afna, anak saya, pernah ada yang omongin hubungan antara ASI, Susu Formula dan Berat Badan balita. Menjadi menarik bagi saya karna saya dan istri memilih memberikan ASI eksklusif pada anak kami dan berat badan afna memang tergolong proporsional (menurut kami), gak gemuk tp juga gak kurus. 
• Pasti ga sedikit orang tua yang mengukur kesehatan anaknya dengan berat badan, ya kan?
Ga sedikit orang tua yang punya pola pikir Anak Gemuk = Sehat dan Anak Kurus = Ga Sehat atau lebih ekstrimnya lagi penyakitan.
• Ga sedikit juga orang yang punya pola pikir Anak Nangis = Laper dan Anak Diem = Kenyang, sehingga akhirnya beberapa orang tua yang menganggap ASI-nya kurang cukup memenuhi kebutuhan balita-nya kemudian memilih sufor untuk "mencukupi" kebutuhan asupan dan mendongkrak berat badan balitanya.
• Hal ini makin diperparah dgn adanya oknum tenaga kesehatan yg nganjurin kasih Sufor buat naikin BB, tanpa indikasi medis dan tanpa support ke ASI terlebih dahulu.

FAKTA :
Angka kejadian obesitas pada anak sangat meningkat beberapa dekade terakhir. Data di Amerika menunjukkan persentase anak yang mengalami kelebihan berat badan :
- 10,4% pada anak usia 2-5 tahun 
- 15,3% pada anak usia 6 - 11 tahun
- 15,5 % pada anak usia 12 - 19 tahun (Ogden et al. 2002).
- Kelebihan berat badan pada anak cenderung akan terbawa terus sampai anak tersebut dewasa, dimana 77 % anak dengan berat badan berlebih akan menjadi orang dewasa yang juga kelebihan berat badan (Freedman et al. 2001).

Apa bahaya obesitas? Obesitas merupakan faktor risiko penting pada penyakit kanker, penyakit jantung dan hipertensi, diabetes, batu empedu, serta penyakit ginjal. Mencegah anak mengalami obesitas/overweight merupakan salah satu investasi penting yg dapat dilakukan orang tua demi kesehatan anaknya di masa mendatang.
Berbagai penelitian menunjukkan bahwa menyusui dapat secara bermakna menurunkan risko serta mencegah anak dari berat badan berlebih dan obesitas. Bayi yang diberi ASI memiliki kadar lemak yang lebih rendah dibandingkan bayi dengan susu formula.

Pada usia 5-6 tahun, anak yg tidak pernah mendapat ASI memiliki angka obesitas 4.5%, jauh lebih tinggi dibandingkan bayi yg mendapat ASI lebih dari 12 bulan, yang memiliki angka obesitas hanya 0,8% (von Kries et al. 1999).


Bayi yang disusui oleh ibunya belajar mengendalikan jumlah ASI dan kalori yang dikonsumsinya dibandingkan bayi yg minum dengan botol, yg biasanya lebih sering “ditarget” untuk menghabiskan isi botol sekalipun telah merasa kenyang. Selain itu, kandungan susu formula yg padat energi dapat merangsang sistem endokrin untuk mengeluarkan lebih banyak insulin dan growth factor sehingga meningkatkan kadar lemak tubuh pada bayi tersebut. (Hediger et al. 2001)

Menurut @drtiwi, Berat Badan memang jd indikator paling baik utk liat kecukupan ASI. Agar proses ngASI berjalan efektif, kita harus memperhatikan beberapa hal :
1. PELEKATAN.
Pelekatan itu kira2 maksudnya adalah melekatnya mulut bayi pada PD ibu saat menyusui atau peristiwa bayi menghisap puting ibu, kalo salah posisi atau salah cara bisa-bisa ASI ga keluar atau ASI-nya keluar tapi si bayi gak bisa memperolehnya dengan tepat sehingga membuat bayi gak mendapatkan ASI yang cukup.

2. ASI SERET
Hal ini bisa terjadi karena keseringan kasih ASI perahan pake botol dot, hingga akhirnya payudara ibu jadi kekurangan perangsang untuk pengeluaran ASI. Harus dipahami bahwa mulut bayi adalah pemberi rangsang plg sempurna buat payudara dalam hal mengeluarkan ASI.
Jadi ga usah elu rangsang lagi pake jari2 nakal, m ending kalo yg keluar ASI, klo keluar adek bayi lagi kan berabe.

3. BINGUNG PUTING
Resiko bingung puting ini biasanya terjadi pada balita yang menggunakan dot.  Tekstur dot dan payudara ibu 100% berbeda, meski ada saja produsen dot yang promo bahwa "ini mirip payudara ibu", menurut saya it's non sense. Akhirnya karena terbiasa dengan dot, produksi ASI ibu jadi berkurang karena ASI tidak dikeluarkan secara optimal.

4. KONDISI PSIKOLOGIS
Hal ini erat kaitannya dengan hormon oksitosin atau hormon kebahagiaan sang ibu.

Siapa jg yg ga suka ngeliat bayi gemuk, pipi emplug dan paha berlipet, bikin gemes, ya ga?
Tapi apa iyah cuma gemuk yg jadi indikator kesehatan buat anak kita? Obesitas dibawa dari kecil loh.

Anak2 yg dikasih sufor emang lebih cepet naik berat badannya dibanding anak ASI.
Anak ASI cenderung lbh lambat kenaikan BB dalam 3-4 bln dibanding anak sufor, dan ini NORMAL pemirsaa.
Dalam beberapa kasus ada juga anak ASI yang cepet gemuk dan bisa overweight, biasanya karena ASI-nya lebih banyak mengandung lemak.

Para peneliti percaya, susu yg diperkaya protein dan nutrisi lainnya mengandung lebih banyak kalori dan memicu pertumbuhan BB.
Lemak bayi naik hingga 22-38% jk konsumsi susu yg DIPERKAYA protein, vitamin, dan berbagai nutrisi lainnya.

Menurut ahli gizi UI, pak Susianto, kandungan gizi dalam susu formula seringkali tidak stabil karena adanya perubahan suhu.
Maklum, biasanya kandungan DHA dan AA dlm susu formula diambil dari ikan. Jadi mending beli ikan di tukang sayur kan?
Kelebihan utama ASI lainnya yang tak dimiliki oleh susu lainnya adalah zat imunologik yg artinya Zat Anti Infeksi.

Menyusui adalah cara memberi makan yang paling normal, alami, dan tepat secara fisiologis bagi bayi dan balita.

Jadi ga usah takut anaknya dibilang kurus atau kegemukan selagi masih ASI Eksklusif

INSERT :


Sent from my iPhone
 
Materi #AyahASIOnRadio ini ditulis oleh @siayip

Apa MotivASI-mu? (Bagian-1)



Kalau para ibu ditanya apa alasan memberikan ASI? Jawabannya pasti macam-macam, ada yang ingin memberikan yang terbaik untuk si buah hati, agar ada ikatan antara ibu dan anak, agar anak cerdas, agar anak sehat, ada juga yang biar “hemat beb!!”.

Yup, alasan yang terakhir itu adalah pilihan pertama saya ketika memutuskan untuk ingin memberikan ASI kelak ketika saya punya anak. Mengingat pada waktu itu (tsaaahhh) kondisi keuangan saya dan suami masih gonjang ganjing, saya baru keluar dari tempat kerja dan sedang merintis profesi yang menjadi impian saya, dan  jurus mengencangkan ikat pinggang menjadi andalan kami, yahh walaupun suami saya tetap aja semakin melar sepanjang masa.

Memasuki usia pernikahan yang hampir satu tahun, barulah saya positif hamil. Semenjak hamil, saya sudah mulai cari info tentang gimana agar nanti ASI lancar. Mulai deh browsing, cari-cari artikel tentang ASI..sayangnya saat itu saya belum punya akun twitter, jadi belum kenal sama AIMI (Assosiasi Ibu Menyusui Indonesia). Kebetulan juga ibu saya seorang praktisi pengajar dibidang kesehatan, yang banyak memberikan buku bahkan video tetang IMD (Inisiasi menyusu Dini), ataupun cara-cara memberikan ASI kepada bayi. Selama kehamilan saya juga menjaga asupan makanan dan minuman, agar kelak ASI saya oke, gitu sih pikiran saya.

Semua hal tersebut saya lakukan agar kelak ketika anak kami lahir, ASI saya lancar dan gak perlu beli susu formula yang harganya mahal. Kembali ke motivasi awal saya yaitu HEMAT beb!!!Dan tibalah saatnya ketika moment paling istimewa tesebut terjadi dalam hidup saya, dengan segala jeritan dan air mata (yess inilah yang terjadi di ruang persalinan), anak yang kami nantikan hadir di dunia.

Sayangnya saya tidak mengalami proses IMD karena pada saat itu (tahun 2010) pihak rumah bersalin tidak melakukan prosedur tersebut (eh tapi dengar-dengar sekarang mereka sudah melakukan IMD, wah BAGUS!!). Ketika bayi, sudah dibersihkan, dengan saya yang masih terlentang pasrah di ruang persalinan, dan sang dokter sedang melakukan reparasi ( baca: jahit menjahit) di bagian “bawah”, datang lah suster membawakan bayi yang kami nantikan, terharu pasti, gembira tentu..pertanyaan suster saat itu : “ibu ada menyiapkan susu formula gak, biar kami beri buat bayi ibu”.

Dengan mantap saya menjawab “Saya ingin memberikan ASI sus”, dan setelah saya dibersihkan, untuk pertama kalinya saya menyusui, what a moment…betapa luar biasanya melihat bayi kecil mungil yang mengisap cairan dari tubuh saya, dan Puji Tuhan ASI saya keluar. Dan ternyata proses menyusui itu tidak segampang yang saya bayangkan, pertama saya pikir tinggal “jlebbb”..”kenyot-kenyot”..selesai. Drama menyusui pun berlanjut, mulai dari posisi yang salah, puting lecet, akhirnya pihak rumah bersalin pun menawarkan susu formula untuk diberikan apabila ibu tidak sanggup.

Bersambung..... 

Tulisan ini dibuat oleh kontributor @mommyori

Asap Rokok Ancam Bayi dan ASI

Foto diambil dari Internet

Sekalipun tak merokok, paparan asap rokok dari orang lain terhadap ibu menyusui atau bayinya tetap bisa merusak kesehatan.

Perokok Pasif Beresiko. Akibat paparan asap rokok seseorang terhadap kesehatan orang lain sampai sekarang masih sering disepelekan. Selama ini, orang hanya melarang seorang wanita yang perokok karena dapat membahayakan janin maupun bayinya yang sudah lahir. Padahal, bukan hanya si ibu yang sedang menyusui saja yang perlu menghentikan merokok. Ayah maupun orang di sekitar ibu dan bayinya, juga harus menghentikan kegiatan merokok itu. Apa pasalnya? Kalau seseorang merokok, itu berarti dia hanya mengisap asap rokoknya sekitar 15 persen saja, sementara yang 85 persen lainnya dilepaskan untuk diisap para perokok pasif. Tak adil, bukan?

WHO, badan kesehatan dunia, bahkan memperkirakan hampir sekitar 700 juta anak atau sekitar setengah dari seluruh anak di dunia ini, termasuk bayi yang masih menyusu pada ibunya, terpaksa mengisap udara yang terpolusi asap rokok. Ironisnya, hal itu justru terjadi lebih banyak di dalam rumah mereka sendiri.
Nikotin masuk ke bayi. Nikotin yang ada dalam rokok terserap dengan cepat dari saluran pernapasan ke aliran pembuluh darah ibu dan langsung ditransfer ke ASI dengan cara difusi. Jika ada orang luar yang merokok di dekat bayi, maka selain nikotin terserap dari ASI ibu yang terpapar asap rokok, juga diserap langsung melalui pernapasan (udara) si kecil. Nah, nikotin pun (bersama dengan ribuan bahan beracun asap rokok lainnya) masuk ke saluran pernapasan bayi. Nikotin yang terhirup melalui saluran pernapasan dan masuk ke tubuh melalui ASI ibunya akan berakumulasi di tubuh bayi dan membahayakan kesehatan bayi. Bukan hanya itu. Nikotin ternyata juga dapat mengubah rasa ASI, dan membahayakan kesehatan bayi. Biasanya, bayi akan rewel dan menolak menyusu jika ibunya baru merokok atau menghirup asap rokok. Akibat gangguan asap rokok pada bayi antara lain: muntah, diare, kolik, denyut jantung meningkat, dan lain-lain.
Penelitian membuktikan:
  • Penelitian di Santiago, Chili, menunjukkan bahwa asap rokok yang terhirup oleh ibu menyusui dapat menghambat produksi ASI. Dalam waktu tiga bulan, terlihat berat badan bayi dari ibu yang perokok atau menghirup asap rokok, juga tidak menunjukkan pertumbuhan yang optimal.
  • Asap rokok yang terpaksa diisap perokok pasif, ternyata mempunyai kandungan bahan kimia yang lebih tinggi dibandingkan dengan asap rokok yang diisap oleh si perokok. Hal ini karena ketika rokok sedang diisap, tembakau terbakar pada temperatur lebih rendah. Kondisi ini membuat pembakaran menjadi kurang lengkap dan mengeluarkan banyak bahan kimia.
  • Asap rokok itu sendiri mengandung sekitar 3.000-an bahan kimia beracun, 43 di antaranya jelas-jelas bersifat karsinogen (penyebab kanker). Tak heran jika pengaruh asap rokok pada perokok pasif itu tiga kali lebih buruk daripada debu batu bara.
  • Berbagai penelitian membuktikan asap rokok yang ditebarkan orang lain, imbasnya bisa menyebabkan berbagai penyakit, bukan saja pada orang dewasa, tapi terutama pada bayi dan anak-anak. Mulai dari aneka gangguan pernapasan pada bayi, infeksi paru dan telinga, gangguan pertumbuhan, sampai kolik (gangguan pada saluran pencernaan bayi).
Oleh karena itu, jangan ambil risiko. Hindarkan buah hati Anda dan Anda sendiri dari asap rokok, dimana saja Anda berada!

Sumber: http://www.ayahbunda.co.id/Artikel/Gizi+dan+Kesehatan/asap.rokok.ancam.bayi.dan.asi/001/001/724/2/4

Khawatir Mata Bayi Anda Juling?

Umumnya para ibu akan sangat khawatir bila mata bayinya tampak juling. Sebenarnya, hal ini seringkali hanya karena terdapat lipatan kulit pada sudut dalam mata yang membuat bayi tampak juling. Ketika lipatan ini mengerut sejalan dengan berkembangnya bayi, maka mata akan tampak lebih baik.

Selama bulan-bulan pertama, mata bayi tidak bekerja simetris. Adanya gerakan-gerakan mata ini menunjukkan bahwa bayi masih belajar cara menggunakan matanya dan sedang berlatih memperkuat oto-otot matanya. Pada usia 3 bulan, koordinasi mata bayi akan semakin membaik. Jika belum membaik juga, dan tampaknya mata bayi masih tetap tidak simetris, segera periksakan ke dokter mata supaya mendapatkan penanganan lebih lanjut.

Cara Atasi Bayi Bingung Puting

Bayi yang menolak menyusui langsung dari ibunya dan memilih menggunakan botol, diketahui terkena bingung puting. Bagaimana cara mengatasinya?

Apa itu bingung puting? Untuk ibu yang belum paham, bingung puting adalah kasus di mana bayi yang masih terlalu kecil mengalami kebingungan antara menghisap puting atau botol susu.

Dikutip dari Baby Center, kasus bingung puting ini bisa dialami jika bayi yang baru lahir terlalu dini diperkenalkan pada botol susu.

Bayi yang awalnya diberi ASI melalui payudara lalu disusui dengan botol, akan menolak ketika disusui langsung dari payudara.

Bayi menolak karena mereka menyusu melalui dot botol lebih lancar mengeluarkan susu dibandingkan payudara. Makanya ketika diberikan payudara lagi, mereka menolak.

Selain karena masalah menyusu dari botol, bayi juga bisa mengalami bingung puting apabila merasa tidak mendapat cukup ASI dari ibu. ASI bisa jadi tidak keluar dengan cukup lancar karena bayi belum mendapatkan pelekatan yang benar.

Bagaimana cara mengatasinya?

Langkah paling pertama yang Anda harus lakukan adalah mencari tahu kenapa bayi bingung puting. Apakah karena Anda pernah memberinya susu dengan botol dan dot atau bayi tidak merasa mendapatkan cukup ASI dari payudara.

Kalau karena masalah kedua, coba perhatikan apakah Anda menyusui bayi sudah dengan posisi yang tepat. Posisi yang benar akan menghasilkan pelekatan yang tepat. Pelekatan itu nantinya akan membuat bayi mendapat ASI secara efektif dan mencegah rasa nyeri di puting.

Jika bayi mengalami bingung puting karena kasus menyusu dari botol, sudah pasti langkah yang harus Anda lakukan adalah stop memberinya susu dari botol. Kalau Anda menggunakan empeng atau pacifier, Anda juga harus menghentikannya.

Cobalah untuk terus menawarkan payudara Anda pada bayi, saat dia memang menunjukkan tanda-tanda ingin menyusu. Jangan pernah menyerah meski bayi menolaknya. Biarkan bayi belajar bagaimana menyusu dengan benar dan mendapatkan pelekatan yang tepat.

Jangan sampai Anda membiarkan terlalu lama bayi yang mengalami bingung puting ini. Kalau memang Anda ibu bekerja, cobalah meminta cuti pada kantor agar ibu bisa lebih maksimal menyusui bayi langsung.

Bayi bingung puting yang tidak cepat diatasi bisa membuatnya terus terlena menyusu dengan botol dan dot. Alhasil suplai ASI ibu pun semakin lama menurun dan akhirnya tidak keluar lagi.

Tentu ini tidak baik untuk keberhasilan ibu memberikan bayi ASI eksklusif dan hingga dua tahun.

Sumber: m.wolipop.detik.com/read/2011/09/16/185118/1724457/857/cara-atasi-bayi-yang-bingung-puting-menolak-asi

@ID_AyahASI | @AyahASI_Kalteng. Diberdayakan oleh Blogger.