Apa MotivASI-mu? (Bagian-2) - Habis
ASI dan Berat Badan Anak
- 10,4% pada anak usia 2-5 tahun
- 15,3% pada anak usia 6 - 11 tahun
- 15,5 % pada anak usia 12 - 19 tahun (Ogden et al. 2002).
- Kelebihan berat badan pada anak cenderung akan terbawa terus sampai anak tersebut dewasa, dimana 77 % anak dengan berat badan berlebih akan menjadi orang dewasa yang juga kelebihan berat badan (Freedman et al. 2001).
Apa bahaya obesitas? Obesitas merupakan faktor risiko penting pada penyakit kanker, penyakit jantung dan hipertensi, diabetes, batu empedu, serta penyakit ginjal. Mencegah anak mengalami obesitas/overweight merupakan salah satu investasi penting yg dapat dilakukan orang tua demi kesehatan anaknya di masa mendatang.
Berbagai penelitian menunjukkan bahwa menyusui dapat secara bermakna menurunkan risko serta mencegah anak dari berat badan berlebih dan obesitas. Bayi yang diberi ASI memiliki kadar lemak yang lebih rendah dibandingkan bayi dengan susu formula.
Pada usia 5-6 tahun, anak yg tidak pernah mendapat ASI memiliki angka obesitas 4.5%, jauh lebih tinggi dibandingkan bayi yg mendapat ASI lebih dari 12 bulan, yang memiliki angka obesitas hanya 0,8% (von Kries et al. 1999).
Sent from my iPhone
Apa MotivASI-mu? (Bagian-1)
Asap Rokok Ancam Bayi dan ASI
Sekalipun tak merokok, paparan asap rokok dari orang lain terhadap ibu menyusui atau bayinya tetap bisa merusak kesehatan.
Perokok Pasif Beresiko. Akibat paparan asap rokok seseorang terhadap kesehatan orang lain sampai sekarang masih sering disepelekan. Selama ini, orang hanya melarang seorang wanita yang perokok karena dapat membahayakan janin maupun bayinya yang sudah lahir. Padahal, bukan hanya si ibu yang sedang menyusui saja yang perlu menghentikan merokok. Ayah maupun orang di sekitar ibu dan bayinya, juga harus menghentikan kegiatan merokok itu. Apa pasalnya? Kalau seseorang merokok, itu berarti dia hanya mengisap asap rokoknya sekitar 15 persen saja, sementara yang 85 persen lainnya dilepaskan untuk diisap para perokok pasif. Tak adil, bukan?
WHO, badan kesehatan dunia, bahkan memperkirakan hampir sekitar 700 juta anak atau sekitar setengah dari seluruh anak di dunia ini, termasuk bayi yang masih menyusu pada ibunya, terpaksa mengisap udara yang terpolusi asap rokok. Ironisnya, hal itu justru terjadi lebih banyak di dalam rumah mereka sendiri.
- Penelitian di Santiago, Chili, menunjukkan bahwa asap rokok yang terhirup oleh ibu menyusui dapat menghambat produksi ASI. Dalam waktu tiga bulan, terlihat berat badan bayi dari ibu yang perokok atau menghirup asap rokok, juga tidak menunjukkan pertumbuhan yang optimal.
- Asap rokok yang terpaksa diisap perokok pasif, ternyata mempunyai kandungan bahan kimia yang lebih tinggi dibandingkan dengan asap rokok yang diisap oleh si perokok. Hal ini karena ketika rokok sedang diisap, tembakau terbakar pada temperatur lebih rendah. Kondisi ini membuat pembakaran menjadi kurang lengkap dan mengeluarkan banyak bahan kimia.
- Asap rokok itu sendiri mengandung sekitar 3.000-an bahan kimia beracun, 43 di antaranya jelas-jelas bersifat karsinogen (penyebab kanker). Tak heran jika pengaruh asap rokok pada perokok pasif itu tiga kali lebih buruk daripada debu batu bara.
- Berbagai penelitian membuktikan asap rokok yang ditebarkan orang lain, imbasnya bisa menyebabkan berbagai penyakit, bukan saja pada orang dewasa, tapi terutama pada bayi dan anak-anak. Mulai dari aneka gangguan pernapasan pada bayi, infeksi paru dan telinga, gangguan pertumbuhan, sampai kolik (gangguan pada saluran pencernaan bayi).
Sumber: http://www.ayahbunda.co.id/Artikel/Gizi+dan+Kesehatan/asap.rokok.ancam.bayi.dan.asi/001/001/724/2/4
Khawatir Mata Bayi Anda Juling?
Umumnya para ibu akan sangat khawatir bila mata bayinya tampak juling.
Sebenarnya, hal ini seringkali hanya karena terdapat lipatan kulit pada
sudut dalam mata yang membuat bayi tampak juling. Ketika lipatan ini
mengerut sejalan dengan berkembangnya bayi, maka mata akan tampak lebih
baik.
Selama bulan-bulan pertama, mata bayi tidak bekerja simetris. Adanya
gerakan-gerakan mata ini menunjukkan bahwa bayi masih belajar cara
menggunakan matanya dan sedang berlatih memperkuat oto-otot matanya.
Pada usia 3 bulan, koordinasi mata bayi akan semakin membaik. Jika belum
membaik juga, dan tampaknya mata bayi masih tetap tidak simetris,
segera periksakan ke dokter mata supaya mendapatkan penanganan lebih
lanjut.
Cara Atasi Bayi Bingung Puting
Bayi yang menolak menyusui langsung dari ibunya dan memilih
menggunakan botol, diketahui terkena bingung puting. Bagaimana cara
mengatasinya?
Apa itu bingung puting? Untuk ibu yang belum paham, bingung puting
adalah kasus di mana bayi yang masih terlalu kecil mengalami kebingungan
antara menghisap puting atau botol susu.
Dikutip dari Baby Center, kasus bingung puting ini bisa dialami jika
bayi yang baru lahir terlalu dini diperkenalkan pada botol susu.
Bayi yang awalnya diberi ASI melalui payudara lalu disusui dengan botol, akan menolak ketika disusui langsung dari payudara.
Bayi menolak karena mereka menyusu melalui dot botol lebih lancar
mengeluarkan susu dibandingkan payudara. Makanya ketika diberikan
payudara lagi, mereka menolak.
Selain karena masalah menyusu dari botol, bayi juga bisa mengalami
bingung puting apabila merasa tidak mendapat cukup ASI dari ibu.
ASI bisa jadi tidak keluar dengan cukup lancar karena bayi belum
mendapatkan pelekatan yang benar.
Bagaimana cara mengatasinya?
Langkah paling pertama yang Anda harus lakukan adalah mencari tahu
kenapa bayi bingung puting. Apakah karena Anda pernah memberinya susu
dengan botol dan dot atau bayi tidak merasa mendapatkan cukup ASI dari
payudara.
Kalau karena masalah kedua, coba perhatikan apakah Anda menyusui bayi
sudah dengan posisi yang tepat. Posisi yang benar akan
menghasilkan pelekatan yang tepat. Pelekatan itu nantinya akan membuat
bayi mendapat ASI secara efektif dan mencegah rasa nyeri di puting.
Jika bayi mengalami bingung puting karena kasus menyusu dari botol,
sudah pasti langkah yang harus Anda lakukan adalah stop memberinya susu
dari botol. Kalau Anda menggunakan empeng atau pacifier, Anda juga harus
menghentikannya.
Cobalah untuk terus menawarkan payudara Anda pada bayi, saat
dia memang menunjukkan tanda-tanda ingin menyusu. Jangan pernah menyerah
meski bayi menolaknya. Biarkan bayi belajar bagaimana menyusu dengan
benar dan mendapatkan pelekatan yang tepat.
Jangan sampai Anda membiarkan terlalu lama bayi yang
mengalami bingung puting ini. Kalau memang Anda ibu bekerja, cobalah
meminta cuti pada kantor agar ibu bisa lebih maksimal menyusui bayi
langsung.
Bayi bingung puting yang tidak cepat diatasi bisa membuatnya terus
terlena menyusu dengan botol dan dot. Alhasil suplai ASI ibu pun semakin
lama menurun dan akhirnya tidak keluar lagi.
Tentu ini tidak baik untuk keberhasilan ibu memberikan bayi ASI eksklusif dan hingga dua tahun.
Sumber: m.wolipop.detik.com/read/2011/09/16/185118/1724457/857/cara-atasi-bayi-yang-bingung-puting-menolak-asi